BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Suatu kurikulum itu sama halnya dengan teknologi. Teknologi berkembang dengan kecanggihannya dan banyak memenuhi kebutuhan manusia. Begitu juga halnya kurikulum, kurikulum akan selalu berkembang agar dapat memenuhi kebutuhan suatu lembaga. Ketika kurikulum tidak dikembangkan sesuai dengan meningkatnya kebutuhan suatu lembaga, maka lembaga itu akan mengalami ketertinggalan. Tetapi untuk mengembangkan kurikulum, tidak hanya dirancang sesuai keinginan para pengelola lembaga tertentu, melainkan harus memperhatikan beberapa aspek pengembangan kurikulum, yaitu: landasan filosofis, landasan psikologis, landasan sosiologis, landasan sosial budaya, dan landasan IPTEK.
BAB II
LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM
2.1. Hakikat dan Prinsip Pengembangan Kurikulum
Pada hakikatnya pengembangan kurikulum itu merupakan usaha untuk mencari bagaimana rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan untuk mencapai tujuan tertentu dalam suatu lembaga. Pengembangan kurikulum di arahkan pada pencapaian nilai-nilai umum, konsep-konsep, masalah dan keterampilan yang akan menjadi isi kurikulum yang disusun dengan fokus pada nilai-nilai tadi. Adapun selain berpedoman pada landasan-landasan yang ada, pengembangan kurikulum juga berpijak pada prinsip-prinsip pengembangan kurikulum.
Berdasarkan UU No. 20 tahun 2003 Bab X tentang kurikulum, pasal 36 ayat 1 bahwa pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Suatu kurikulum diharapkan memberkan landasan, isi dan menjadi pedoman bagi pengembangan kemampuan siswa secara optimal sesuai dengan tuntunan dan tantangan perkembangan masyarakat.
Setiap pengembangan kurikulum, selain harus berpijak pada sejumlah landasan, juga harus menerapkan atau menggunakan prinsip-prinsip tertentu. Dengan adanya prinsip tersebut, setiap pengembangan kurikulum diikat oleh ketentuan atau hukum sehingga dalam pengembangannya mempunyai arah yang jelas sesuai dengan prinsip yang telah disepakati. Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum terdiri dari prinsip umum dan prinsip khusus.
1. Prinsip umum
1. Prinsip Relevansi
Prinsip relevansi berkenaan dengan kesesuaian antara komponen tujuan, isi, strategi, dan evaluasi. Ada dua macam relevansi yang harus dimiliki kurikulum,yaitu relevansi keluar dan relevansi di dalam kurikulum itu sendiri. Relevansi keluar yaitu tujuan, isi dan proses belajar yang tercakup dalam kurkulum hendaknya relevan dengan tuntutan, kebutuhan dan perkembangan masyarakat. Adapun relevansi di dalam yaitu ada kesesuaian antara komponen-komponen kurikulum, yaitu antara tujuan, isi, proses penyampaian dan penilaian. Relevansi ini menunjukkan suatu keterpaduan kurikulum.
1. Prinsip Fleksibilitas
Prinsip fleksibilitas berkenaan dengan kebebasan/keluwesan yang dimiliki guru dalam mengimplementasikan kurikulum dan adanya alternatif pilihan program pendidikan bagi siswa sesuai dengan minat dan bakatnya.
1. Prinsip Kontinuitas
Prinsip kontinuitas berkenaan dengan adanya kesinambungan materi pelajaran antarberbagai jenis dan jenjang sekolah serta antartingkatan kelas. Perkembangan dan proses belajar berlangsung secara berkesinambungan, tidak terputus-putus atau terhenti-henti.
1. Prinsip Praktis dan Efisiensi
Kurikulum harus mudah dilaksanakan, menggunakan alat-alat sederhana dan biayanya juga murah. Tepat pelaksanaannya dan menghasilkan sesuatu dengan tidak membuang-buang waktu, tenaga, dan biaya.
1. Prinsip Efektifitas
Keberhasilan pelaksanaan kurikulum harus diperhatikan, baik kuantitas maupun kualitas. Keberhasilan kuntitas ditinjau dari komponen-komponen kurikulum, seperti tujuan, isi, proses belajar, dan evaluasi. Sedangkan keberhasilan kualitasnya dilihat dari hasil pelaksanaan kurikulum yang ada.
1. Prinsip khusus
Adapun prinsip khusus yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kurikulum, antara lain: prinsip keimanan, nilai dan budi pekerti luhur, penguasaan integrasi nasional, keseimbangan etika, logika, estetika, dan kinetika, kesamaan memperoleh kesempatan, abad pengetahuan dan teknologi informasi, pengembangan keterampilan hidup, berpusat pada anak, serta pendekatan menyeluruh dan kemitraan.
Ada beberapa prinsip yang lebih khusus yang berkenaan dengan penyusunan tujuan, isi, pengalaman belajar dan penilaian, yaitu:
• Prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan
Perumusan tujuan pendidikan bersumber pada:
- ketentuan dan kebijaksanaan pemerintah
- survai mengenai persepsi orangtua/masyarakat tentang kebutuhan mereka
- survai tentang pandangan para ahli dalam bidang-bidang tertentu
- pengalaman negara-negara lain dalam masalah yang sama dan penelitian.
• Prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan
Beberapa hal yang harus dipertimbangkan:
- Penjabaran tujuan pendidikan ke dalam bentuk perbuatan hasil belajar yang khusus dan sederhana
- Isi bahan pelajaran harus meliputi segi pengetahuan, sikap dan keterampilan
- Unit-unit kurikulum harus disusun dalam urutan yang logis dan sistematis.
• Prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar
Hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
- Metode belajar mengajar yang digunakan
- Metode tersebut memberian kegiatan yang bervariasi dan urutan kegiatan yang bertingkat-tingkat untuk mencapai tujuan kognitif, afektif dan psikomotor.
- Metode yang diterapkan dapat mendorong berkembangnya kemampuan baru.
- Untuk belajar keterampilan sangat dibutuhkan kegiatan belajar yang menekankan “learning by doing”
• Prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat pengajaran
- Proses belajar yang baik harus di dukung oleh penggunaan media dan alat bantu pengajaran yang tepat.
- Tersedianya media pengajaran yang diperlukan
- Pengorganisasian alat dalam bahan pelajaran
- Peintegrasian media tersebut dalam keseluruhan
• Prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian
- Penyusunan alat penilaian (test)
- Perencanaan suatu penilaian
- Pengolahan suatu hasil penilaian
2.2. Landasan Filosofis dalam Pengembangan Kurikulum
Landasan filosofis berkaitan dengan pentingnya filsafat dalam membina dan mengembangkan kurikulum pada suatu lembaga pendidikan. Filsafat ini menjadi landasan utama bagi landasan lainnya. Perumusan tujuan dan isi kurikulum pada dasarnya bergantung pada pertimbangan-pertimbangan filosofis. Pandangan filosofis yang berbeda akan mempengaruhi dan mendorong aplikasi pengembangan kurikulum yang berbeda pula. Landasan filosofis ini juga berkenaan dengan tujuan pendidikan yang sesuai dengan filsafat negara. Kurikulum mempunyai hubungan yang erat dengan filsafat bangsa dan negara, terutama dalam menentukan manusia yang dicita-citakan sebagai tujuan yang harus dicapai melelui pendidikan formal.
2.3. Landasan Psikologis dalam Pengembangan Kurikulum
Terjadi interaksi antar individu manusia dalam proses pendidikan, yaitu antara pendidik dan peserta didik, juga antara peserta didik dengan orang-orang lainnya. Interaksi yang tercipta dalam situasi pendidikan harus sesuai dengan kondisi psikologis para peserta didik maupun kondisi pendidiknya. Tugas utama yang sesungguhnya dari para pendidik adalah membantu perkembangan peserta didik secara optimal, perkembangan seluruh aspek kehidupannya.
2.4. Landasan Sosiologis dalam Pengembangan Kurikulum
1. Pengertian Landasan Sosiologis
Landasan sosiologis dijadikan sebagai salah satu aspek yang harus dipertimbangkan dalam pengembangan kurikulum karena pendidikan selalu mengandung nilai atau norma yang berlaku dalam masyarakat. Di samping itu, keberhasilan suatu pendidikan dipengaruhi oleh lingkungan kehidupan masyarakat, dengan segala karakteristik dan kekayaan budayanya yang menjadi dasar dan acuan bagi pendidikan/kurikulum.
2.5. Landasan IPTEK dalam Pengembangan Kurikulum
Perkembangan dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, terutama dalam bidang transportasi dan komunikasi telah mampu merubah tatanan kehidupan manusia. Oleh karena itu, kurikulum seyogyanya arahnya bersifat tidak hanya untuk sekarang tetapi untuk masa depan dapat mengakomodir dan mengantisipasi laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga peserta didik dapat mengimbangi dan sekaligus mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kepentingan bersama, kepnetingan sendiri dan kelangsungan hidup manusia. Ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) sebagai produk kebudayaan diperlukan dalam pengembangan kurikulum sebagai upaya menyelaraskan isi kurikulum dengan perkembangan dan kemajuan yang terjadi dalam dunia iptek.
BAB III
PENUTUP
1. A. SIMPULAN
Pengembangan kurikulum merupakan salah satu usaha untuk mencapai tujuan pendidikan Nasional. Pengembangan kurikulum dilaksanakan karena Pengembangan kurikulum merupakan bagian yang sangat esensial dalam proses pembelajaran. Karena dalam proses pembelajaran itu tedapat empat bagian penting dalam kurikulum meliputi: tujuan, isi/materi, strategi pembelajaran, dan evaluasi. Keempat bagian tersebut saling berkaitan untuk mencapai tujuan pendidikan Nasional. Pengembangan kurikulum tidak dilaksanakan hanya sesuai dengan kehendak seseorang atau suatu pihak, tetapi harus berpijak pada landasan-landasan (filosofis, psikologis, sosiologis, dan IPTEK) dan prinsip-prinsip (umum dan khusus) yang telah ada.
Hamalik, O. (1990). Pengembangan Kurikulum: Dasar-dasar dan Perkembangannya. Bandung: Mandar Maju.
Hasan, S.H. (1988). Evaluasi Kurikulum. Jakarta: P2LPTK
Kaber, A. (1988). Pengembangan Kurikulum. Jakarta: P2LPTK.
Nasution, S. (2005). Asas-Asas Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara.
Syadih, S. Nana. (1997). Pengembangan Kurikulum, Teori dan Praktek. Bandung: Rosdakarya.
Sutikno, M. Sobry. (2009). Pengelolaan Pen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar